The Beautiful Bunaken.. And My First Time Snorkeling

Yudo is a diver.. Dan saya takut hiu. Haha.. Tampaknya kita berdua bertolak belakang. Tapi untungnya dia tidak memaksa saya untuk menjadi penyelam seperti dia. Saya sendiri tidak masalah jika diajak berenang di laut, hanya saja kalau menyelam, hmm.. Saya harus mengumpulkan nyali dulu.

Saat kami pacaran, dia sempat mengajari saya cara snorkeling dan menyelam. Tapi itu tampaknya sudah berbulan-bulan atau bahkan setahun yang lalu. Jadi bisa dibilang pengetahuan saya mengenai olahraga ini nyaris nol.. Atau bisa dibilang sekitar 1%.

Bulan Oktober kemarin, kami melakukan perjalanan ke Bunaken bersama dengan teman-teman Yudo di Underwater Club. It was so fun! Saya merasa bisa diterima (walaupun tidak termasuk golongan diver).

Untungnya juga salah seorang teman Yudo membawa istrinya, jadilah dia partner snorkeling saya. Ini merupakan pertama kalinya saya ke Manado, ke Bunaken, dan akhirnya mencoba snorkeling.

Saya akan bohong kalau saya bilang tidak menikmatinya. Apalagi melihat ikan-ikan cantik di bawah laut itu memang membawa rasa senang tersendiri. Tapi hati saya tetap mencelos ketika melihat lautan biru yang dalam, I mean benar-benar biru gelap, kosong, dan seperti tanpa batas. Hiii.. Seram.

Kami menginap di Manado Tateli Resort Beach. Tempatnya sangat nyaman dan bagus. Tidak hanya cocok buat yang diving, tapi tempat ini juga cocok untuk liburan keluarga. Dari sini kami naik kapal sekitar satu hingga satu setengah jam untuk menuju tempat diving.

Ada beberapa tempat diving di seputaran Pulau Bunaken dan pulau-pulau kecil di dekatnya. Katanya, sih, yang paling terkenal di sini ada wall-nya, dinding terumbu karang, beserta ikan-ikan yang ada di sekitarnya. Selain itu ada juga penyu raksasa dan hiu (tapi hanya bisa dilihat kalau menyelam.. Fiuuhh, untunglah).

Meski cuma snorkeling, saya masih sempat melihat penyu raksasa yang sedang berenang ke permukaan. Saya bilang raksasa, karena penyunya memang besar banget… Huwooo!

Di hari kedua, saya memutuskan untuk tidak snorkeling. Karena saya dan Billa (istri teman Yudo) tergolong “turis” jadilah kami mendapat supir+guide yang akan membawa kami jalan-jalan. Ternyata Billa juga belum pernah ke Manado.

Akhirnya, kami pun jalan-jalan ke Tomohon. Perjalanan ke Tomohon mirip seperti ke Puncak, menanjak, sedikit meliuk-liuk, dan udaranya dingin. Di Tomohon ini ada Patung Yesus yang katanya, sih, saingannya Patung Yesus di Rio de Janeiro, Brasil.

Oh iya, daerah Tomohon ini pada tahun lalu sempat mengalami longsor. Sisa-sisanya pun masih terlihat. Jembatannya masih jembatan darurat, karena belum dibangun lagi sejak kena longsor tahun lalu.

Kami juga sempat foto-foto dengan pemandangan Gunung Lokon. Cantik banget! Gunung Lokon ini juga sempat berstatus Siaga. Untungnya pas saya ke sana sudah tenang dan tidak ada tremor.

Tempat yang nggak kalah cantiknya adalah Danau Linow. Katanya, sih, ini danau 3 warna, tapi saya hanya lihat dua, hijau muda dan agak gelap.. Hihi. Tapi danaunya bagusss banget.. Di sana ada cafe+resto, di mana kita bisa duduk-duduk di pinggir danau. Nyaman banget.. Lumayan buat santai-santai sambil makan pisang goreng dan sambal roa, salah satu makanan favorit di Manado.

Di hari ketiga, kami kembali snorkeling dan foto-foto (tentunya). It was a really nice experience. Mungkin kalau saya nggak nikah sama Yudo, nggak mungkin saya akan memberanikan diri nyemplung di laut atau membiarkan kulit muka saya belang-belang karena tersengat matahari. Semoga nanti kami diberi kesempatan lainnya untuk jalan-jalan seperti ini…

image4
Post-wedding underwater photo
IMG_4435
Welcome to Bunaken
image3
Pisang goreng + sambal roa
IMG_4516
Danau Linow
Main-main sama bintang laut 😀
Say cheese! Eh.. ga bisa nyengir ya… 😀